3 HAL UNTUK MENGHAKIMI PARA PENIKMAT AUDIO HOREG

sumber foto: https://beritajatim.com/gaya-hidup/bukan-brewog-audio-ini-daftar-sound-horeg-pertama-muncul-di-blitar/


 Untung saja festival merayakan kemerdekaan RI sudah selesai. Sebab kuping ini sudah pekak sesaat para pembuat acara karnaval membuat acaranya dengan berjalan-jalan mengelilingi kampung, kota dengan bermodalkan speaker yang beratnya hampir membuat truk yang mengangkut oleng. Memutar musik remix yang jeleknya minta ampun… dan suara yang dihasilkannya pun astaga… Kenapa ada orang-orang yang betah dengan hal ini? 

Harus dibilang ini bukanlah sebuah cara menikmati musik secara elegan. Bandingkan dengan bangsa Eropa abad pertengahan saat musik masih dinikmati oleh kaum ningrat. Mereka berkumpul di sebuah ruangan, ditemani teh dan kukis sementara kadang ada pemain piano memainkan sebuah komposisi yang mengalun indah dan menenangkan. Katakanlah ketika era piringan hitam sudah ada, suasananya masih sama tanpa pemain piano yang bermain. Indah dan elegan.

“Ya jangan dibandingkan dong bos! Ini Asia! Bukan Eropa!”

Oke… di Indonesia sendiri mendengarkan musik hampir disebut sebuah ritus khusus. Mendengarkan musik dengan khidmat juga sebuah terapi mental tersendiri.

“Ya tapi jedag-jedug juga nikmat bosku!”

Oke… katakanlah tidak ada satupun musisi elektronik di luar sana yang bakal memainkan sound seperti itu. Alan Walker dan David Guetta memainkan jedag-jedug yang suara low basnya hampir memecahkan jendela? Hal itu terjadi kalau di telinga mereka mulai tumbuh jamur.

Jadi apa yang memang salah dari para penikmat, pembuat, penyedia horeg ini? Dan mereka bangga disebut dengan (maaf saya tidak berhenti ngakak ketika nulis ini) sebagai orang sound?

1.     Tak Tahu Tempat

Katakanlah jika mereka tidak salah, mereka harusnya memainkan musik semacam ini di dalam bungker di bawah tanah yang kedalamannya hampir sama dengan markas Godzilla atau enggak sedalam palung Mariana.

2.     Mengganggu

Manusia normal yang tidak ingin mengalami pengurangan gelaa dengar tahu tidak ada yang bisa menikmati suara bass yang mberr… mberr… enggak jelas itu. Semisal ada, tolong buatkan saya esai apa enaknya menikmati bas seperti itu? Menurut hemat saya, pemain bas yang hebat adalah musisi jazz. Saya yakin mereka juga tidak akan senang mendengarkan suara semacam ini di telinga mereka.

3.     Mengganggu (2)

Tidak ada yang benar dan diperbolehkan di negara ini bila ada warga negaranya mengganggu ketenangan masyarakat. Masyarakat yang tenang tidak terusik dengan suara menggelegar seperti kentut purba ini memang sudah termasuk polusi suara. Harus ada undang-undang bagi penyedia dan penikmat layanan ini. Jika pornografi saja bisa ditangkap, kenapa ini enggak?

KESIMPULAN

Orang yang waras tidak akan mendekat di acara-acara semacam ini. Tidak akan menikmatinya dengan berkumpul melihat speaker digantung, mem-videonya seolah speaker tersebut adalah seorang artis terkenal dan memuja para operator sound yang sepertinya perlu dimasukkan ke dalam rehabilitasi dan edukasi tentang musik.

Barangkali bila ada yang berminat acara untuk menghindari orang-orang semacam ini adalah dengan membeli ear plug noise cancelling. Dijamin menjaga kuping Anda jauh lebih berharga karena di luar sana banyak musisi yang terus mengeluarkan karya bagus yang layak diapresiasi. 

Jacob

I am the man that sank Atlantis

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama