APA ITU GEEK?




Pernahkah kamu dilabeli “sesuatu” oleh orang lain?

Seperti: “Hei WIBU!” atau “Akhirnya Geek datang juga!”

Biasanya sih label itu kesannya buruk. Iya kan? Let’s say kamu berada di sirkel coffee shop kamu. Mungkin karena penampilanmu aneh, bisa saja kamu dipanggil dengan hal yang merujuk dari keanehanmu tadi. 

Jangan salah mengira kalau sirkel-mu memanggil kamu dengan sebutan gelar/profesi yang kamu lakuin pada hari ini itu adalah sebuah bentuk penghormatan. Sama sekali enggak. Itu justru cuma sedikit sarkasme tongkrongan saja. Apalagi yang manggil kamu demikian itu, dalam sehari bisa sampai manggil kamu dengan gelar/profesi hampir sampai puluhan kali. Bisa saja iri. 

Tapi karena sirkel tongkrongan saya baik-baik saja dan gelar/profesi saya tidak membanggakan, maka saya tak pernah mendapatkan panggilan apapun. Jadinya saya memanggil diri saya sendiri sebagai geek. 

Pelabelan untuk diri sendiri sih biasanya karena orang itu cupu atau enggak keren saja sih. 

Tapi mari saya kupas tentang geek sedikit.


PENAMPILAN GEEK


Penampilan geek masih pada umumnya orang kok. Dia nggak ke mana-mana bawa lightsaber atau belt kamen rider. Pernah melihat teman tongkronganmu bawa stetoskop karena kesehariannya adalah dokter? Atau bawa kapur tulis karena dia adalah guru? 

Atau parahnya dari pengalaman yang saya alami, ada seorang kenalan membawa baju yang ia cetak sendiri dengan tulisan DJ sebab ia adalah DJ!

“Berarti kamu sering tampil di klab malam dong?” tanya saya saat melihat baju itu.

“Enggak bang. Saya cuma remixer jedag-jedug di Youtube aja.”

Tahu kan wajah saya kemudian jadi seperti apa?

Seorang Geek mungkin akan melakukan hal untuk menunjukkan itu. Beberapa dan mungkin juga belum terlihat dari radar saya juga sih. Bisa juga ia berada di negara lain, Burkina Faso misalnya. 

Jadi stereotype geek masih berada di ranah abu-abu. Ia bisa seperti alien di film Men In Black yang menyamar jadi siapa saja. 

Ia bukan orang dengan kacamata tebal dan ada selotip di tengah-tengah gagangnya. 

Ia tidak memakai dasi kupu-kupu dan kemeja garis-garis setiap hari.

Ia bisa saja culun. Agak bingung menerima informasi baru yang bukan dunianya. Apalagi informasi dari dunia umum yang tak berhubungan dengan budaya pop yang ia sandingkan dengan agama.

Bisa jadi temanmu yang guru adalah geek. Temanmu yang mahasiswa semester akhir adalah geek. Temanmu yang DJ ternyata cuma remixer. Penampilan geek bukanlah sebuah stereotype.


PENGLABELAN GEEK


Seorang Geek kadang tak ingin disebut sebagai geek. Sebab ia tidak punya tanggung jawab moral dan sosial ketika dipanggil demikian. 

Beda cerita kalau kamu adalah seorang nakhoda kapal sementara di depanmu ada gunung es. Kalau kamu lepas tanggung jawab sebagai kapten kapal saat kapal oleng, berarti kamu telah melanggar sumpah kode etik dari pekerjaanmu. 

Geek tidak seperti itu. Jadi dia aman.


KEJELEKAN GEEK


Tak perlu naif. Geek memang ada sebuah kejelekan yang selalu ia tak sungkan-sungkan untuk sampaikan. 

Yaitu: Geek selalu menceritakan dunia yang ia pahami di dalam isi kepalanya kepada orang-orang yang tidak tahu dan tidak mau tahu tentang yang ia ketahui.

Yang pernah saya alami adalah ketika saya membahas Star Wars di dalam tongkrongan saat ada yang bercerita sedikit. Lalu saya menimpali dan saya jadi kelepasan hingga 10 menit kemudian yang terjadi di depan saya adalah satu teman melihat hape, satu teman memakai earphone dan yang lain pura-pura pingsan sebab di depannya ada beruang laut.

Tak jarang memang Geek adalah orang yang into it ke dalam dunia pop culture yang dalam sekali.

Dan jeleknya, ia berusaha mengajak orang-orang lain masuk ke dalam dunia tersebut di mana orang lebih mementingkan hal lain.


TUDUHAN KEPADA PARA GEEK


Ranah Geek itu luas. Tapi biasanya sih lebih ke arah pop culture yang bukan arus utama.

Bukan berarti geek-geek di luar sana semuanya melawan arus biar dibilang keren.

Justru karena Geek sejati ialah dia yang mengulik yang belum orang kebanyakan kulik. 

Seperti seorang Geek Star Wars yang mungkin paham lore dan canon dari Star Wars tapi ia juga mencari tahu non-canon dari Star Wars yang tidak muncul di permukaan.

Namun biasanya ada tuduhan yang lain dan disematkan kepada para geek adalah mereka itu sama dengan para WIBU.

Lah kok bisa? 

Seringnya demikian dan itu hal yang lumrah sebab seperti tadi saya tulis, ranah geek itu sangat luas sekali. Mau dibandingkan seperti apa, geek dan wibu punya satu senjata utama: mereka bukan orang awam.


APA ANDA GEEK?


Penjelasan singkat di postingan kali ini memang belum mendalam. Ini hanya sebuah pengenalan singkat agar kalian tidak kaget melihat spesies seperti ini ada dan mereka berjalan di dunia ini.

Anda bisa saja seorang geek jika Anda tertarik pada satu subyek dan mengupasnya sampai ke dalam inti bumi. Seperti seorang sepuh yang merendah.

Bahkan jika Anda seorang yang punya profesi dan jabatan paling hebat di dunia ini, Anda bisa jadi seorang Geek.

Elon Musk adalah geek. Mark Zuckerberg adalah geek. Seorang yang memakai kaos DJ di sampingmu adalah geek. 

Maka tercetuslah sebuah manisfesto singkat:

“Kami seperti virus. Kami menyebar melalui ide-ide. Kami melakukan pergerakan yang tak nyata tapi kami bisa mengguncang dunia. Revolusi kami tak hanya mental. Dunia pop culture-mu aman di tangan para geek.”

Tapi mungkin tidak aman di tangan para K-Popers?!

Siapa tahu.

Jacob

I am the man that sank Atlantis

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama